Rabu, 28 Oktober 2015

HOT-nya Baso Jeletot, bikin kamu nangis melotot!!

Kenapa bakso itu bulat???



Karena aku sayang kamuuu..!!


       Gak ada hubungannya sih kenapa bakso bulat sama aku sayang sama kamu^^ bagaimana pun bentuk baksonya, aku tetep sayang kok sama kamu!

              Halah! Ini blog buat review makanan, sii. Curhat sih?

            Oke back to topic. BAKSO? Siapa sih yang gak kenal makanan bulat dengan mie, sayuran, taburan bawang goreng crispy dan racikan kuah yang dibubuhi saus, sambal, kecap dan sedikit cuka ini??? Rasanya hampir semua orang mengetahui si bulat.  Apalagi makanan ini dimakan ketika udara dingin menyerang, dengan segelas teh manis hangat atau jeruk hangat, makanan ini dijamin bikin mata kamu melotot.

YES! It is Bakso a.k.a Meatballs. Wuhuuu!!




            Bakso telah menjadi primadona dikalangan penikmatnya, mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa pun sangat menyukai makanan yang satu ini.

            Nah, buat kamu yang suka banget nih sama bakso apalagi menyukai makanan pedas, aku rekomen banget nih tempat makanan ini.. Namanya “BASO JELETOT”. Baso Jeletot cabang Bandung ini berada di Jl. Raya Bogor, Cisalak-Depok, yang letaknya tak jauh dari Pizza Hut dan Pasar Cisalak. Baso jeletot mempunyai jam buka yaitu dari Senin-Minggu Pukul 10.00-22.00 WIB dan khusus hari Jumat buka mulai pukul 13.00-22.00 WIB. Jadi, gak perlu tuh jauh-jauh ke Bandung untuk sekedar menikmati si hot meatballs ini.



Yang unik dari Baso Jeletot ini adalah bila kita belah baso-nya maka cincangan daging dengan ulekan cabe rawit yang berminyak segera meleleh bercampur dengan kuah baso-nya. Rasanya?? Wuiiih.. Segar, gurih, asam, pedas segera melebur menjadi satu didalam mulut. Tak perlu memakai sambal tambahan karena rasa pedasnya sudah melebihi dari cukup menurut aku. Tapi bagi penyuka pedas yang luar biasa, silahkan deh ditambahkan sambalnya sesuai selera.


Gak suka bakso? Tenaaang, Baso Jeletot juga menyediakan menu Mie Yamin Ayam. Wih.. Rasa Mie Yamin ini juga tak kalah enaknya. Perpaduan mie kering dicampur dengan bumbu yamin manis yang pas, sudah terasa enak sekali pada suapan pertama.


Menu yang ditawarkan di Baso Jeletot ini bervariasi. Ada baso jeletot, baso reguler, mie baso reguler, mie yamin, mie yamin baso reguler dan mie yamin baso jeletot. Minuman yang ditawarkan juga bervariasi, seperti jus, air mineral, es teh manis, es teh tawar, es jeruk, dan masih banyak lagi..


Range harga di BASO JELETOT ini dibanderol mulai harga Rp 3.000-20.000 saja. Selain murah dan enak, tempatnya cukup nyaman, meja untuk makan dibuat menjadi dua bagian, ada lesehan dan menggunakan kursi, toiletnya bersih dan desainnya rapi dengan warna interior lebih didominasi oleh warna merah. Oh ya, pelayan disini juga cukup tanggap dalam menyambut pelanggan yang baru datang. Pokoknya, tempat ini cocok banget deh buat hangout bareng teman, pacar dan keluarga yang ingin menikmati Baso Hot ala Bandung ini.

 


Kekurangan makan ditempat makan ini adalah, kurangnya fasilitas pendingin udara. Walaupun sudah dilengkapi dengan beberapa kipas angin, tempat ini masih terasa panas menurutku. But, gak apa-apa lah, selebihnya tempat disini cukup oke kok.


Aku sendiri sudah datang tiga kali ke tempat ini. Dan, menurut pengunjung lain yang datang ke tempat ini, tempat ini sangat di rekomen oleh banyak orang, jadi jangan heran melihat penuhnya tempat ini ketika jam makan siang, dan sore sangat ramai didatangi pengunjung.




Well, silahkan mampir ke Jl. Raya Bogor, Cisalak-Depok dan rasakan hot-nya Baso Jeletot yang bisa bikin kamu nangis melotot!!!



Minggu, 25 Oktober 2015

MENCOBA MENJADI ASISTEN LABORATORIUM AKUNTANSI MENENGAH UNIVERSITAS GUNADARMA


            Menjadi seorang AsLab belum pernah terbayangkan oleh gue sebelumnya. Bagaimana tidak, gue udah ditolak dua kali saat melamar menjadi Asisten Perpustakaan dan Asisten Lab Manajemen Menengah. Tapi gue gak putus asa, karena banyak kesempatan asal ada kemauan.

Sebenarnya menjadi Asisten Lab bagi gue adalah mencari pengalaman baru diluar perkuliahan, dimana kita mempunyai kewajiban, melatih diri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemampuan berbicara di depan umum. Hal tersebut berguna, agar kelak kita dapat mengembangkan kreatifitas yang sebelumnya pernah di asah, menjadi lebih baik lagi.

Asisten Lab mempunyai tugas seperti menyampaikan materi kepada praktikan (yaitu orang yang menerima materi kuliah), memberikan nilai saat di Lab, menginput data absen, mengecek kelengkapan tugas yang sebelumnya diberikan, dan lain-lain. Dan menurut gue, menjadi Asisten itu menarik, makanya gue mencoba untuk melamar (kembali) untuk menjadi seorang Asisten.

Pemberitahuan bahwa Lab Akuntansi Menengah membuka lowongan udah gue ketahui 1 bulan lebih sebelum deadline. Tapi karena faktor takut ditolak (lagi), gue belum berani memberikan berkas yang dibutuhkan.

Setelah mendapat informasi dari Kakak PJ Lab Ak-Men sewaktu semester 4, bahwa penerimaan Lab Ak-Men diperpanjang sampai 4 Juli, dan penerimaan Asisten tersebut berdasarkan perwakilan yang terbaik dari kelas, dan tidak perlu takut bersaing dengan kelas unggulan, maka gue pun segera mengajak V untuk memberikan berkas pada saat H-2 deadline. Setelah menaruh berkas di Lab Ak-Men, gue kembali mengajak V untuk sekalian menaruh berkas lamaran di Gedung Sekretariat Dosen untuk menjadi Staff Monitoring Barcode, walaupun deadline-nya masih 1 bulan lagi atau sampai 15 Agustus 2015.

Satu bulan kemudian, tepatnya setelah libur Idul Fitri dan Ujian Akhir Semester, dua buah pesan sampai ke gue yang memberitahukan bahwa Tes Tulis Barcode akan dilaksanakan pada 18 Agustus jam 08.00 dan Tes Tulis Lab Ak-Men dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus jam 09.00.

Dengan berbekal keyakinan dan mempelajari tes-tes potensi akademik, gue berangkat ke Kampus D. Setelah bertemu V, gue menunggu tes tulis berlangsung. Tak berapa lama, kami pun disuruh masuk ke ruang kelas dan mengerjakan tes tulis dalam waktu 60 menit.

Tes tulis berakhir, pengumuman seleksi tes tertulis akan diumumkan di web. Gue dan V pulang ke rumah, walaupun tidak percaya diri karena tes lumayan susah, tapi gue kembalikan lagi kepada Allah, karena setelah kita berdoa dan berusaha, saatnya berpasrahkan semuanya kepada Sang Pengatur Rezeki. Karena rezeki tak akan pernah tertukar bagaimana pun bentuknya.

Malam harinya, gue belajar untuk persiapan tes tulis Ak-Men. Ada perasaan malas karena takut ditolak lagi seperti yang sebelumnya. Gue cuma coba mempelajari kembali dasar-dasar Perangkat Lunak Akuntansi seperti MYOB, Zahir dan DEA.

V pun demikian, ia mengatakan dirinya malas untuk datang besok saat tes tulis di Lab Ak-Men, dan akan dipastikan dia tak akan datang. Semakin malas lah gue gak bakal ada temennya nanti.

Pukul 23.30 V mengabarkan bahwa gue lolos tes tertulis Barcode. Karena penasaran, gue coba cek web, dan Alhamdulillah gue lolos tes tertulis, tapi tidak dengan V. Dan pada tanggal 20 Agustus gue harus mengikuti tes wawancara untuk tahap akhir penyeleksian staff monitoring.

Gue semakin malas untuk datang ke Lab Ak-Men. Karena yang gue tahu, sudah ada 3 perwakilan dari kelas gue, ada S, G dan A. S memiliki IPK yang lebih tinggi dari gue, dan dia mahir mengerjakan software akuntansi. G dia memiliki wawasan yang baik dalam berbicara, karena juga seorang BEM. Dan A, dia juga lumayan cerdas saat Lab Ak-Men berlangsung. Lagi pula, gue udah diterima di Barcode, tinggal wawancara aja sih gampang. *sombong. #Astagfirullah.

Ayah memberi nasihat agar gue dapat mengerjakan tes tertulis dengan baik. Padahal dalam hati (boro-boro yah belajar, seingetnya aja deh..) Dan karena dukungan orangtua yang tiada henti, akhirnya aku berangkat menuju Kampus E. Sampai di parkiran gue ketemu F, yang ternyata dia juga mendaftar menjadi calon As-Lab. Wah saingan nambah kata gue dalam hati, makin down aja deh gue.

Gue menuju ke gedung 5, naik ke lantai 4 dan sampai diruang 545. (Lumayan juga kalau tiap hari naik ke lantai 4), disana gue bertemu Intan, Ayu, Putri, Dede (mereka teman sekelas waktu tingkat 1), dan berharap kita semua mantan kelas 1EB15 dapat diterima di Lab Akuntansi Menengah.

Tes tulis dibagi menjadi 2 Shift. Gue mendapat shift pertama bersama G, Intan, dan Ayu. Dan F,S, Putri, dan Dede mendapat shift kedua. Ujiannya lumayan mudah, karena soal gue masuk kategori zahir, myob dan rekonsiliasi bank. Zahir dan myob mengerti, tapi kalau rekonsil? Wassalam~

Pengumuman tes tulis akan diumumkan pada jam 11.30, dan kalau gue lolos maka akan lanjut ke tes tutor. Dan Alhamdulillah gue dan teman-teman gue lolos dalam tes tulis. Kita pun segera istirahat dan sholat sambil menunggu giliran tes tutor pada jam 13.00

TES TUTOR DIMULAI~

Gue sebenarnya mulai deg-degan karena akan berhadapan dengan kakak tingkat yang berperan sebagai praktikan yang susah belajar. Diantara teman-teman gue, gue mendapat giliran pertama untuk tes tutor. Dan benar, tingkah kakak-kakak itu membuat gue kesal karena nggak bisa menjelaskan materi yang seharusnya disampaikan, untung gue punya trik jitu membuat mereka diam dan memperhatikan gue haha.

Setelah tes tutor, gue diperbolehkan pulang dan melihat hasilnya di web Ak-Men pada pukul 21.00. Dan gue mulai berpasrah kembali kepada Allah, dan berpegang teguh bahwa rezeki tak akan pernah tertukar. Seandainya gue diterima di Barcode atau Lab Ak-Men, gue akan memilih yang terbaik jika memang ada rezeki gue disana.

Gue pulang kerumah dengan sedikit harap-harap cemas. Malam hari pukul 20.30 F bbm gue, mengabarkan bahwa dari kelas 2eb08 hanya gue dan G lolos dalam tes tutor. Alhamdulillah ya Allah. Allah Maha Baik, Maha pemberi rezeki. Setelah mengecek dan memastikan gue ada dalam list calon Asisten bersama Putri, Intan dan Dede, gue segera membicarakan hal ini kepada Ayah. Apa yang harus gue pilih. Karena tes wawancara barcode dilaksanakan hari kamis besok jam 8 di Kampus D, dan tes wawancara Lab Ak-Men dilaksanakan besok pula jam 9 pagi di Kampus E. Dan gue dengan bangga hati percaya bahwa gue akan diterima di Lab Ak-Men karena yang diterima sudah 30 orang dari depok, gak akan mungkin disaring lagi, Ayah pun berkomentar, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Dalam hal pekerjaan, wawancara menentukan hasil akhir apa seseorang layak atau tidak. Siapa tahu ada pengurangan penerimaaan asisten. Gue segera beristighfar.

Setelah berbincang, Ayah mengembalikan keputusannya kepada gue. Karena menurut Ayah, hati adalah jiwa yang paling murni, dengan mengikuti hati semua akan berjalan sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Akhirnya gue memutuskan untuk datang ke Kampus D untuk wawancara barcode berharap sebelum jam 9 gue sudah melakukan wawancara, lalu pergi ke kampus E untuk wawancara Lab Ak-Men.

Namun nyatanya, pukul 09.00 pun tes wawancara belum juga dimulai oleh panitia. Gue mulai gusar. Akhirnya dengan kemantapan hati, dengan keyakinan diri, gue pergi meninggalkan kampus D menuju kampus E, berharap dengan meninggalkan yang baik akan mendapatkan yang terbaik. Karena rezeki tidak akan pernah tertukar, dan gue mencoba berpikir untuk memberikan rezeki kepada yang berhak dibagian staff monitoring.

Sampai di kampus E, gue melakukan wawancara, dan Alhamdulillah gue lolos tes wawancara. Dan sudah dinyatakan menjadi seorang Asisten Laboratorium Akuntansi Menengah Universitas Gunadarma bersama Putri, Intan, dan Dede. Sayang, teman gue G, dari kelas 2EB08 harus berakhir ditahap terakhir.

Diterima menjadi seorang Asisten Lab bukan berarti telah bebas melakukan hal apapun, namun itu adalah tahap awal untuk mengemban tugas dalam menyampaikan materi sebaik-baiknya kepada praktikan. Semoga ini merupakan langkah awal yang baik yang Allah berikan, mengingat dua kali gue ditolak di Perpustakaan dan di Lab Ma-Men hihihi..

Banyak pelajaran yang dapat dalam tiga hari selama tes barcode dan lab Ak-Men, yaitu:
1.    Tidak boleh mendahului kehendak Allah. Percaya boleh, tapi tidak boleh takabur. Namun tetap yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik.
2.      Jangan malas datang ke suatu tes. Karena kita gak akan tahu apa yang terjadi, bisa saja ada rezeki kita disana dengan barengi usaha.
3.   Jangan sombong, berpikir bahwa kita tidak akan gagal dalam suatu usaha sebelum usaha tersebut memberikan hasil.
4.       Tetap ikhtiar, dan berdoa. Kembalikan segala sesuatunya kepada Sang Pemberi Rezeki..
5.      Jalankan Amanah dengan baik! Ketika sudah mendapatkan apapun yang kita inginkan, jangan lupa untuk menjalankan tugas tersebut dengan baik. Karena kita telah memilih sesuatu lalu Allah kabulkan, maka kita harus jalankan sepenuh hati. Jangan sembarangan saja, karena sudah tercatat bahwa ada tanggung jawab yang harus dijalani.
6.       Jangan mengeluh! Ketika kita sudah mengerjakan dengan sepenuh hati, tapi usaha atau hasil yang kita dapatkan tidak sepadan, maka kembali ingat bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar, Allah yang memberikan maka harus disyukuri dan terima.

^^

Jumat, 23 Oktober 2015

CERPEN_PAVILIUN MISTERIUS


“Yah. jauh banget. Jangan tinggi-tinggi dong nendang bolanya, Druz. Kataku kesal.
Aku segera mengambil bola yang Badruz tendang, bola itu terbang melayang lalu jatuh ke arah sebuah paviliun tua di dekat lapangan bola rumahku. Aku mencari bola ke arah semak-semak belukar yang tinggi rumputnya melebihi tinggi badanku.
“Mana ya?” Kataku sambil meminggirkan rumput yang menghalangi jalanku. Bola berwarna putih hitam itu akhirnya aku temui di sekitar dinding paviliun tua.
“Ini dia.” Kataku kegirangan. Aku pun segera meninggalkan tempat itu. Namun, tiba-tiba..
“Per...gi...” Ujar pemilik suara aneh.
Suaranya terdengar serak bahkan nyaris tak terdengar. Seketika aku bergidik ngeri, sekujur tubuhku rasanya melemah mendengar suara asing itu. Aku memberanikan diri mencoba mengetahui dari mana suara itu berasal.
“Per..gi!” Suara itu terdengar lagi.
Langkah kakiku terhenti sesaat, sambil mencoba menenangkan diri.
“Ya Allah. Tolongin Firman.. Firman cuma ingin tahu, ada apa di dalam rumah ini. Jangan Allah biarkan Firman takut, Ya Allah. Kata Papa dan Mama kan, jadi anak gak boleh takut. Aku mau membuktikan kepada Papa, Mama dan Kak Fira. Kalau aku anak yang pemberani. Ya Allah, berikanlah Firman keberanian. Amin..” Ujarku menguatkan diri.
Lalu aku melanjutkan langkahku untuk menelusuri dari mana suara itu berasal. Paviliun berukuran sedang itu memang tak pernah dikunjungi siapapun, tapi hatiku yakin bahwa ada seseorang di dalamnya.
Kini aku telah berada di depan pintu paviliun yang berwarna hijau. Gagang pintu yang mulai berkarat dan dinding-dinding yang mulai berlumut serta banyak sarang laba-laba itu seakan menambah keseraman dari paviliun yang kudatangi. Perlahan aku mencoba membuka pintu itu.
“Kreeeekkkk..” Bunyi pintu itu terdengar cukup keras. Engsel-engsel yang berkarat menimbulkan suara decitan yang memekikan telingaku.
“Gak dikunci.” Kataku.
Lalu, kulihat sedikit demi sedikit ruangan yang pengap dari pintu yang kubuka perlahan. Ruangan yang gelap dan berdebu membuatku terbatuk sesaat. Tiba-tiba bau anyir menghampiri hidungku. Baunya mirip seperti.... bau bangkai. “Bau bangkai apa ini?” Kataku dalam hati.
Aku memberanikan diri masuk ke dalam paviliun, langkah kakiku kubuat tak terdengar mungkin dan berhati-hati saat berjalan. Aku melihat sekeliling rumah itu sambil mengamati foto-foto usang yang dipajang di dinding yang berlumut. Foto seorang kakek tua dan siapa ini? Wajahnya tidak terlihat, karena sudah luntur terkena air atau kebakar? Entah.
Aku mengamati kembali foto-foto yang lain. Namun semua foto sepertinya terlihat sama, usang dan.. luntur. Setiap foto yang berada disebelah kakek, pasti tak bisa terlihat. Dari yang aku amati, sepertinya gambar disebelah Kakek adalah cucunya, karena tubuhnya lebih kecil dari kakek dan kutebak pasti ini adalah cucu perempuannya. Tapi aku sungguh tidak bisa mengenali wajahnya sama sekali. Dinding yang penuh dengan gambar-gambar indah yang mirip hasil karya anak-anak, pasti ini di gambar oleh cucu kakek. Terlihat gambar kakek sedang menggandeng erat tangan cucunya walau wajahnya tak nampak.
“Per..gi!” Suara itu terdengar kembali. “PERGI...!!” Katanya. Aku menoleh perlahan ke arah suara tersebut. Lalu.......
***
Aku tersadar. Ternyata aku pingsan. Aku mengamati keadaan sekitar.
“Kamu di Rumah Sakit.” Kata Kak Fira, lalu ia duduk di ranjang sebelahku.
“Mama tuh hampir copot jantungnya dengar kamu masuk ke dalam paviliun tua. Kamu itu apa gak takut sama kakek tua itu?” Tambahnya.
“Kok, Kak Fira tau?” Tanyaku heran.
“Firman, denger kakak, kamu itu masih 7 tahun, jangan sok-sokan deh masuk ke dalam tempat yang aneh-aneh. Kalau tadi Badruz dan Ferdy enggak kasih tau Mama dan Kakak, mungkin kamu akan sama dengan cucunya kakek itu.”
“Loh memangnya kenapa, Kak dengan cucu kakek itu?”
“Ternyata, paviliun itu ditempati sama kakek tua, dan mayat cucu perempuannya yang enggak dia kuburkan, karena kakeknya sayang sama cucunya itu. Dan waktu Polisi mendobrak pintu, kakek itu lagi mengasah pisau.” Jelas Kak Fira.
“Ah, masa sih Kak?” Tanyaku tak percaya.
“Beneran, Firman. Terus.. dari omongan orang yang kakak dengar, kakek itu suka menculik anak-anak, karena dia sedih melihat cucunya yang sudah meninggal karena dibunuh orang. Pokoknya, apapun alasannya jangan pernah kamu ulangi lagi nekat-nekat kayak tadi. Telat sedikit aja, Kakak gak tau deh kamu bagaimana.” Kak Fira menjelaskan.
“Terus, Kakek itu kemana? Cucunya gimana?” Tanyaku penasaran.
“Kakek itu ditahan Polisi, cucunya dimakamin di pemakaman. Lagi kok kamu sok berani sih pake kesana segala?” Kak Fira mulai kesal.
“Tadi, aku main bola sama Badruz dan Ferdi. Bolanya terbang kesana, yaudah aku ambil, terus aku denger suara, makanya aku penasaran masuk. Tapi Kak, Mama sama Papa marah gak yah sama aku?”
“Ya, menurut kamu?”
“GAK ADA JAJAN SEBULAN!” Tiba-tiba Mama datang memarahiku. Aku tercengang.
TAMAT