Apa kabar wahai pujaan hatiku? Apa kabar kau, laki-laki yang telah membuatku memikirkanmu setiap hari? Baikkah dirimu? Atau kini kau tengah merasakan ketidaksehatan fisikmu karena cuaca akhir-akhir ini mulai tidak bersahabat?
Ketika aku mendengar orang memanggil namamu, ketika aku membaca namamu, mendengar suaramu, dan menatap wajahmu, membuat hatiku berdesir. Aku merasakannya sampai-sampai nafas berada diubun-ubun kepalaku. Aku merasakannya hampir setiap hari saat kita bertemu. Mungkin aku telah jatuh hati padamu, kau telah berhasil membuat waktuku terus memikirkanmu.
Apakah aku berlebihan? Apakah aku terlihat seperti orang bodoh? Apakah kau akan tertawa mengetahui hal ini? Seandainya itu terjadi, aku tak mengapa. Kenyataannya aku memang bertingkah bodoh karenamu. Aku tak tau sampai kapan hatiku berdetak kencang seperti ini. Mungkin sampai hati ini kecewa ketika mengetahui kau dengan yang lain.
Apa yang sebenarnya yang kau rasakan? Mengapa kau sering memperhatikanku? Sering mencuri pandang ke arahku? Tapi kau tak pernah berani berbicara atau sekedar bergurau padaku. Kau hanya berani menatapku, membuatku berpikir menebak-nebak setiap harinya, apa yang kau pikirkan saat menatapku. Lihat, kau membuatku hampir gila! Kau membuatku terus berdoa agar cepat Tuhan kabulkan doa-doaku. Tuhan Maha Tahu apa yang kurasakan terhadapmu, tahu bagaimana aku bersikap normal agar tak terlihat canggung bertemu denganmu, dan tahu bagaimana caraku mengatur nafas saat kita terpaksa harus berbicara.
Disetiap hamparan sejadahku, disetiap lantunan doaku, disetiap sujudku, selalu kuselipkan namamu, kuselipkan doa yang terbaik untukmu. Apakah kau menyebutku dalam sujudmu? Apa kau juga menyertakan namaku disetiap doa-doamu? Apa kau merasakan hal yang sama sepertiku? Aku berharap yang terbaik untukmu, dan untuk kita jika Tuhan berkenan mempersatukannya.
Dengarkan aku, wahai kau yang telah
mencuri hatiku. Aku tetap disini menunggu kabar baik darimu, tetap bertahan
disini sampai kau merasakan hal yang sama sepertiku, akan terus menyertakanmu
dalam doa-doaku, sampai Tuhan mendengar doaku, dan mengabulkan permintaanku.
Aku tetap bertahan walau banyak yang mencoba menarik perhatianku. Aku mencoba
membuktikan bahwa aku ingin bertahan sampai Tuhan menggerakkan hatimu kepadaku.
Aku diam bukan berarti aku acuh terhadapmu..
Aku diam bukan berarti aku tidak peduli kepadamu..
Aku diam bukan berarti kau tak ada pikiranku..
Aku diam bukan berarti aku tak mencintaimu..
Justru dalam diam, aku mencintaimu..
Dalam diam kusertakan namamu..
Dalam diam aku memohon untuk kebaikanmu..
Dalam diam aku berbicara pada Tuhan agar selalu
melindungimu..
Dalam diam aku menjagamu melalui Tuhanku..
Aku tak perlu takut kehilanganmu, ada Tuhan yang
menjagamu. Jika namamu tertulis dalam Lauh Mahfudz-ku, sebagaimanapun kau
mencari yang lain, kau akan tetap kembali padaku. Namun, jika namamu tidak
tertulis di Lauh Mahfudz-ku, dengan sendirinya Tuhan akan menghapuskan namamu
dari hatiku, dan menggantikannya dengan laki-laki yang sholeh untukku. Begitu
pun denganmu, seandainya aku bukanlah bagian dari tulang rusukmu, Tuhan akan
menggantikan perempuan sholehah yang terbaik untukmu.
Cukuplah hanya Tuhan yang tahu perasaanku, cukuplah
hanya Tuhan yang menjadi sandaran tempatku mengadu, cukuplah hanya Tuhan yang
mendengarkan curahan hatiku tentangmu, cukuplah hanya Tuhan yang pada akhirnya
mengabulkan doa-doaku..
Semoga Tuhan mendengar dan cepat
mengabulkan doa-doaku. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar