Akhir-akhir
ini, tv ramai berbondong-bondong dengan berita Pemilihan Capres-Cawapres
2014-2019. Berita capres memang sedang hangat diperbincangkan, ini membuat
masyakarat Indonesia harus berpikir beribu kali sebelum menentukan pilihan. Bukan
cuma orang-orang yang bingung dalam menentukan pilihan, saya pun dibuat bingung
karenanya.
Calon presiden yang terdaftar di KPU ada dua pasang.
Nomor urut 1 ada Prabowo-Hatta dan nomor urut 2 ada Jokowi-JK. Masing-masing
calon mempunyai kredibilitas yang tinggi dibidangnya masing-masing.
Blusukan
Jokowi dikenal masyarakat sebagai bentuk kepeduliannya terhadap rakyat. Tidak
main-main, rakyat Jakarta langsung “jatuh cinta” pada Mantan Walikota Solo ini.
Kinerja kerja Jokowi sebagai Pemimpin Jakarta sungguh dapat diacungkan kedua
jempol. Terbukti, pada saat ide-idenya dalam mengusung Kartu Jakarta Pintar dan
Kartu Jakarta Sehat terealisasi, dan dapat diterima oleh rakyat Jakarta,
terutama rakyat menengah ke bawah, dan mendapat respon yang baik bagi seluruh
rakyat yang merasakannya. Begitupun dengan rencananya yang akan membuat Tol
Laut dan Kereta Monorel, saya katakan, inilah calon pemimpin yang
ditunggu-tunggu masyarakat, pemimpin yang mampu mengubah secuil harapan rakyat,
dan berdampak bagi kehidupan masyarakat diseluruh Indonesia. Walaupun saya bukan
Warga Negara Jakarta, saya akui inilah gebrakan perubahan awal yang baik
.
Namun,
kekaguman saya pada Pak Jokowi perlahan memudar ketika pemberitaan Pak Jokowi
mendapat mandat dari Ibu Megawati untuk menjadi Capres ramai mondar-mandir di
seluruh stasiun televisi. Kekaguman yang pernah hadir dihati saya sekejap
sirna, saat Pak Jokowi mengatakan siap untuk menjadi Calon Presiden dari Partai
PDI-P bersanding dengan Calon Presiden lain ketika masa jabatannya belum
berakhir menjadi seorang Gubernur. Mengapa seorang yang saya kagumi tega
mengkhianati janjinya untuk membangun Jakarta selama 5 tahun demi menjadi
seorang Pemimpin Negara? Mengapa ada kesan “Loncat” dalam politik?
Kebingungan
ini mendorong saya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah saya
browsing, saya mendapatkan informasi bahwa Jokowi juga pernah “akselerasi”
sewaktu menjabat Walikota Solo di periode tahun keduanya. Sukses dengan 5 tahun
menata Kota Solo, pada pemilihan Walikota selanjutnya Jokowi dipercaya kembali
untuk menata Kota Solo, namun apa yang terjadi? Ditahun keduanya ia menjabat
Walikota Solo, ia ikut serta dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode
2012-2017. Dan kini, ketika ia berhasil menduduki kursi Gubernur dan berjanji
dibawah nama Tuhan untuk memimpin Jakarta selama 5 tahun, ia mengingkari
janjinya sendiri. Janji yang disaksikan oleh seluruh mata yang melihat, oleh
seluruh telinga yang mendengar, dan oleh seluruh hati yang berharap untuk
majunya Jakarta yang lebih baik, kini sirna. Kepercayaan rakyat Jakarta terhadap
Jokowi perlahan menghilang seiring majunya Sang Gubernur untuk menempati posisi
tertinggi di Indonesia.
“Demi Allah saya bersumpah, saya berjanji sebagai Gubernur
daerah khusus ibukota Jakarta dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya memegang
teguh undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta BERBAKTI
PADA MASYARAKAT nusa dan bangsa”. Ungkap Jokowi saat dilantik menjadi seorang Gubernur.
Masih ingatkah Pak Jokowi tentang
janji tersebut? Janji selama 5 tahun menjadi seorang Gubernur? Pak Jokowi dengan
sengaja melanggar sumpah dihadapan mata media dan mata rakyat, dengan berdusta
dan mengikari janjinya sumpah jabatannnya atas nama Allah dan Al Quran. Tahukah
beliau bahwa ia dapat disebut orang yang “Munafik?”.
Nabi
Muhammad SAW: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta,
bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat.” (HR. Muslim)
“Dan tepatilah
perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan
sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat”. ( QS.
An Nahl : 91 )
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan)
Allah dan sumpah sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak
mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan
mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula)
akan menyucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih”.( QS Ali imran :77)
Masyarakat di Indonesia, mayoritas
memeluk agama Islam. Pedoman atau Kitab Suci Umat Islam adalah Al-Quran dan
Hadits. Di dalam Al-qur’an semua kehidupan telah diatur sebaik-baiknya. Wajar
kalau saya menggunakan firman Allah untuk mengingatkan kembali masyarakat dalam
menentukan pilihan.
Saya bukan seorang anggota Partai
pendukung Prabowo-Hatta, saya tidak mengkampanye-kan Capres-Cawapres no urut 1,
saya bukan seorang yang membenci Jokowi, saya hanya seorang mahasiswi yang
pikirannya mulai terbuka tentang politik akhir-akhir ini. Terlebih saya adalah
seorang pemilih pemula yang wajib mencari tahu “track record” masing-masing kedua Capres.
Pemberitaan di media tentang kampanye
hitam yang menyerang masing-masing kedua kubu mengakibatkan banyaknya swing
voters yang salah dalam menentukan pilihan. Maka dari itu, mari kita ulas
pernyataan-pernyataan yang heboh di media dibawah ini:
1. PRABOWO
Melihat komentar pedas web ini, kok rasanya semua bisa diklarifikasi
ya? http://www.kaskus.co.id/thread/52e94ef10d8b46f04c8b4580/50-catatan-buruk-prabowo-subianto
· Bila Pak Prabowo
diberitakan bahwa ia adalah seorang pelanggar HAM, mengapa Ibu Megawati pernah
mengajaknya untuk menjadi Calon Wakil Presiden periode 2009-2014?
· Kalau Prabowo dipecat
secara tidak terhormat atas kasus kerusuhan 98, mengapa ia masih mendapatkan
uang pensiun?
· Bila
Prabowo melecehkan peran gerakan mahasiwa 98 dan lokomotif gerakan reformasi
amin rais cs dalam menumbangkan rezim korupsi Soeharto, mengapa sekarang
Amin Rais berkoalisi dengan Prabowo, dan menjadikan Hatta Radjasa sebagai
Cawapresnya?
· Mantan
aktivis ITB Syahganda Nainggolan juga mengecam keras Prabowo. Dia juga
mengatakan duet Prabowo-Hatta tdk akan terwujud gara-gara ini. Tapi buktinya
menurut survey Institut Survey Indonesia (ISI), Prabowo-Hatta 51,18
persen. Sementara Jokowi mendapat 48,82 persen?
2.
JOKOWI
· Menggadang-gadangkan
akan membeli kembali INDOSAT, visi Jokowi dinilai Aneh oleh Pengamat Militer! Indonesia
tak butuh Drone, Indonesia itu luas butuh satelit, kenapa dulu Mega jual
sembarangan? http://www.suaranews.com/2014/06/visi-jokowi-dinilai-aneh-oleh-pengamat.html
· Jokowi peduli
Palestina, kenyataannya, ia keduluan Prabowo yang sudah memberikan sumbangan
sebelum Jokowi berkoar. http://www.suaranews.com/2014/06/ini-semakin-mempermalukan-jokowi.html
· Menuju Indonesia
Hebat. Tapi.........? http://kanjengpresiden.blogspot.com/2014/05/melawan-koalisi-para-penipu-jokowi.html
· Katanya blusukan, tapi
kok.....? http://www.suaranews.com/2014/06/blusukan-jokowi-selama-ini-ternyata.html
· Pengadaan Bus Transjakarta
kok jadi gini...... http://politik.kompasiana.com/2014/02/11/pengadaan-bus-transjakarta-bobrok-bukti-jokowi-kolusi-dengan-pengusaha--634370.html
· Kerugian Jakarta Era Jokowi
à http://www.tempo.co/read/news/2014/06/20/231586774/p-BPK-Kerugian-Jakarta-Era-Jokowi-Rp-154-Triliun
Terlebih
dari semua pemberitaan diatas, saya sebenarnya masa bodoh. Saya tidak peduli
dengan semua pemberitaan yang ada. Pemberitaan diatas hanya segelintir bonus karena
pilihan saya mengajak kaum Islam untuk tidak salah pilih. Umat Islam pasti tahu
dengan hukumnya Janji? Bedanya Prabowo
dengan Jokowi dalam masalah Janji adalah, Prabowo bebas menjanjikan apapun
kepada masyarakat Indonesia karena beliau memang belum pernah merealisasikan
satu janji pun kepada masyarakat Indonesia. Ia bebas berjanji dihadapan rakyat
karena tidak punya hutang janji di masa lalu. Namun berbeda dengan Pak Jokowi,
terkesan aneh bila ia berjanji didepan masyarakat, janji kemarin saja belum ia laksanakan
dengan baik, masa mau berjanji lagi. Masyarakat udah “mual” dengan janjinya
pemimpin. Mereka butuh kepastian. Walau perlahan, asal mereka mendapatkan apa
yang mereka butuhkan, mereka akan senang dan sejahtera. Tak peduli dengan gosip
politik yang berkeliaran di media massa. Masyarakat sudah pintar dalam memilih
Calon Presiden!
Saya
mendukung Prabowo-Hatta karena beliau memang layak menjadi Pemimpin di Negara
ini untuk periode 2014-2019. Capres hanya dua, kalau yang satu banyak obral
janjinya, dan dari pada dosa menjadi pengikut pemimpin yang salah, mending
pilih yang satu. Walau banyak pemberitaan yang menjelek-jelekan dirinya, suatu
saat kebaikan akan terungkap. Orang yang dianggap baik tidak sepenuhnya baik,
pasti ada bobroknya. Orang yang dianggap buruk, belum tentu buruk dihadapan
Allah! Allah tidak tidur. Lagi, apa pantas, ketika Jokowi menjadi Presiden,
Ahok bergeser kepemimpinan menjadi Gubernur? Mayoritas masyarakat kita adalah Islam.
Orang Islam harus dipimpin dengan orang Islam.
Bang Rhoma Irama yang kita kenal sebagai artis Dangdut menyatakan, bahwa
intinya umat Islam tidak boleh
dipimpin oleh orang kafir karena akan diazab Allah SWT. Oleh sebab itu memilih
pemimpin adalah ibadah (seperti halnya shalat, dan puasa). Beliau berkata
begitu berdasarkan ayat Al-quran An-Nisa 144. Allah SWT berkata:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata
bagi Allah (untuk menyiksamu)”? (QS. 4:144)
Sebenarnya
kedua Capres ini layak menjadi Pemimpin Negara dan membuat Negara Indonesia mampu
disegani oleh masyarakatnya. Tapi, biarkanlah Pak Prabowo menjadi seorang
Presiden periode 2014-2019. Bantulah Pak Prabowo agar beliau melaksanakan
janji-janjinya. Karena dengan kita membantu Pak Prabowo menjadi seorang
Presiden, maka kita juga akan membantu Pak Jokowi untuk melanjutkan
kepemimpinannya di Jakarta, membenahi Jakarta seperti yang ia janjikan tahun
2012. Karena dengan kita membantu Pak Jokowi menjadi Gubernur kembali, kita
dapat menghindarinya dari Dosa karena tidak menepati janjinya, kita dapat
menghindari pemimpin hebat ini dari siksanya Allah di Akhirat. Dengan kita
membantu Pak Jokowi menjadi Gubernur kembali, Pak Ahok juga pasti akan terbantu
oleh Pak Jokowi untuk merealisasikan janji mereka membenahi Jakarta. Dan pada
akhirnya ketika Jokowi-Ahok telah terbantu, masyarakat Jakarta ikut terbantu
ekonomi, kesehatan dan kesejahteraannya. Bantu-membantu
itu sangat luar biasa bukan? Dari kita membantu Prabowo menjadi Presiden, kita
juga membantu Jokowi untuk kembali menata Jakarta, pekerjaan Ahok terbantu oleh
Jokowi, dan rakyat Jakarta juga terbantu dengan kembalinya Sang Gubernur ke
tengah-tengah mereka. Tidak ada yang melarang Jokowi untuk menjadi
Presiden. Namun, selesaikanlah dulu tugasnya yang belum selesai. Tepatilah
janjinya seperti yang kau ucapkan sebelum menjadi Gubernur. Ketika DKI Jakarta
sukses seperti yang Jokowi-Ahok targetkan, dan keberhasilan mereka diakui
seluruh masyarakat, maka dengan sendirinya, apabila Jokowi mencalonkan diri
sebagai Calon Presiden di Periode yang akan datang, masyarakat secara ikhlas
dan sukarela akan memenangkan Gubernur Hebat ini untuk membenahi Indonesia.
Saya
meluruskan bahwa “saya bukan sok tau
atau sok tua”. Ini adalah aspirasi saya. Ini adalah hasil pencarian saya
selama ini mengikuti jejak perkembangan Capres-Cawapres. Semoga masyarakat
terbuka hati, pikiran dan nuraninya, bahwa Negara ini butuh perubahan. Siapa
yang akan merubah? Pemerintah yang bersih, dan masyarakatnya yang mendukung.
Ingat!
Tuhan nomor 1. Presiden itu nomor 2. Tidak ada yang melarang membanggakan Presiden yang akan memimpin kita nanti, tapi Allah Sang Pencipta Alam
Semesta-lah yang pertama kali harus kita Agungkan. Karena ketika Allah sudah
memanggil, tak ada yang bisa menolak atau menundanya. Semua akan kembali kepada
Sang Pencipta. Selamat Datang INDONESIA BARU! Indonesia yang berbudaya dan
beragama.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar