Minggu, 21 Juni 2015

JOMBLO atau SINGLE?


Reni dan Yusi, adalah dua orang sahabat yang telah mengenal satu sama lain sejak duduk di bangku kuliah. Hari ini, mereka sedang menikmati liburan akhir pekan dengan mengunjungi salah satu taman kota yang ada di Jakarta.

Mereka tengah duduk bersandar dibawah pohon rindang beralaskan karpet plastik sambil membaca novel dengan camilan-camilan yang mereka bawa.

Sambil membaca novel tentang cinta, sikap Yusi mulai gelisah. Sebagai seorang sahabat, tentu Reni memahami tingkah laku sahabatnya itu, lalu mulai bertanya.

“Kenapa sih, Yus? Gelisah amat. Apa gara-gara baca novel jadi kebawa suasana gitu?” Tanya Reni. 

Yusi menunduk sebentar, lalu menengadahkan kepalanya. 

“Astagfirullah, ya Allah. Nikmat banget kuasa-Mu tentang masalah hati..” Ujar Yusi.

“Kenapa lagi sih, Yusi? Masih mikirin dia?” Tanya Reni memastikan.

“Fiuuh...” Yusi menghembuskan nafas kuat-kuat.

“Yus? Cerita..”

“Aku galau, Ren. Dia makin deket aja sama perempuan itu, sedangkan aku, masih belum bisa move on dari dia.”

“Aku mau kasih nasihat atau menyenangkan hati kamu nih?”

“Nasihat, Ren. Aku butuh nasihat sekarang!”

“Buang aja perasaannya, Yusi. Udah janji kan dulu, kalau dia udah ketemu sama yang baik, cantik apalagi sholeha dan berjilbab, apapun caranya harus berhenti punya perasaan ini, apalagi yang mau ditunggu. Selesain sekarang, atau nggak akan pernah selesai!” Ujar Reni sambil menutup halaman novel yang dibacanya.

“Tapi, Reniii... kenyataan gak sesuai sama teori. Perasaannya gak ilang-ilang, ngelupain apalagi..”

“Yusi, nggak akan ada orang yang bisa ngelupain seseorang, apalagi pernah nyangkut di hati, itu udah dari sananya, Allah yang mempertemukan gak ada yang sia-sia.”

“Yah terus, mau sampe kapan begini? Susah banget, Ren ngelupain perasaannya.”

“Perasaan kamu bakal ada terus kayaknya, gimana nggak mau ilang, tiap hari masih kepoin sosmed- nya, masih inget-inget kejadian apa yang tadi dilakukan. Gimana mau move-on?”

“Dia suruh pergi aja deh, jauh-jauh dari pandanganku!”

“Hahaha... Emang bumi punya kamu? Nggak bisa gitu lah, apalagi kamu bakal ketemu dia sampe 2 tahun yang akan datang. Mamam deh tuh!”

“Terus aku mesti gimana??? Aku gak bisa mengakhiri perasaan ini, karena bukan aku yang ingin memulai. Aku nggak minta buat punya perasaan ini, dia dateng gitu aja ke mimpi aku, siapa yang sangka ternyata aku malah jatuh hati sama dia setelah mimpi itu.

“Mimpi dibagi 3 kategori, mimpi berasal dari Allah, mimpi berasal dari setan, sama mimpi berasal dari diri sendiri. Nah mungkin kamu terobsesi sama dia makanya jadi mimpiin dia.”

“Boro-boro deh, Ren. Aku gak pernah deket sama dia, ngobrol aja belum pernah, merhatiin dia pun nggak. Gimana bisa terobsesi?

“Tapi kamu seneng gak jatuh hati sama dia?”

“Seneng banget, Ren.. Aku sampe senyum-senyum sendiri kalau inget mimpi itu. Rasanya kayak aku udah kenal lama banget sama dia.”

“Berarti itu mimpi yang berasal dari Allah. Kan kamu yang bilang, gak mau jatuh hati lagi sama laki-laki, kecuali jika Allah sudah mempertemukan kamu dengan jodohmu, nah siapa tau dia jodoh kamu?”

            “Tapi kamu tahu kan, dia beda banget sama aku, dia terlalu modern, gaul dan pacarnya cantik-cantik. Bahkan temen-temen yang lain bilang dia kasar ngomongnya. Aku tahu sih dia suka ngomong kasar gitu, tapi dia sopan banget loh ke aku. Ramah banget... ah... Reni..” Yusi meletakan kedua telapak tangannya di pipi.

            “Hayo.. mulai deh mikir-mikir gitu lagi. Gimana mau move on? Udah kamu sabar aja. Berdoa terus sama Allah, biar Allah luluhkan hatinya.”

 “Ehm.. Tapi kan dia belum jadian juga sama perempuan itu.”

“Itu baru tahap awal, mending mundur dari sekarang, daripada syok pas mereka jadian.”

“Ya Allah....” Yusi menunduk sedih.

“Lagi pula nih, kamu gak tau kan kenapa perempuan itu gak terima cinta laki-laki yang kamu suka itu?”

“Mungkin, si perempuan itu naksir laki-laki lain. Ketika ditembak orang, malah nunggu orang.”

“Iya kalo emang begitu ceritanya, kalo ternyata si perempuan nggak terima cinta laki-laki itu karena dia nggak mau pacaran, gimana? Katanya dia berjilbab dan sholeha? Bisa aja kan dia nggak pake ritual pacaran, tapi ta’aruf kalo udah siap nikah? Nah, jauh lebih baik dia daripada kamu...”

“Aku juga gak mau pacaran dulu, Ren. makanya gak terima cinta orang lain.”

“Baguss... menunggu yang terbaik sajalah.”

“Iya.. mau nunggu aja, mau nunggu pangeran sholeh. Siapa tau pangeran sholehnya dia. Ujar Yusi sambil menyengir.

“Nunggu doang sambil tetep kepoin dia sama aja boong! Nunggu tuh sambil memperbaiki diri, siapa tau calon imam kamu nanti lebih baik dari dia.”

“Terus intinya, aku harus gimana?”

“Bismillah, niatin dalam hati, “ya Allah jika dia bukan untukku, tolong hapuskan perasaan ini, bantu aku untuk beristiqomah sambil memantaskan diri, tolong tutup perasaan ini agar tak menjadi penghalang untukku beribadah kepada-Mu.” Gitu doanya.”

“Apakah bisa?”

“Kalau memang kata Allah, dia bukan jodoh kamu, pelan-pelan bakal dihapuskan perasaannya kok!

“Tapi kalo nggak bisa juga?”

“Kuatin iman, banyak-banyak istighfar, coba fokus sama hal lain. Jangan pernah menganggur, dan coba cari kesibukan. Bukannya kamu lagi suka main plants vs zombie 2 tuh? Mending main itu deh daripada mikirin dia dan cari alasan buat kepoin dia. Baca Al-Quran malah lebih baik. Hati lebih tenang, dan siapa tahu Allah meluluhkan hatinya, dan menyadari deh perasaan yang kamu miliki.”

“Iya ya.. bener banget kamu, Ren.”

“Masih banyak hal yang harus kamu lakuin, kuliah aja dulu biar bener. Jadilah calon ibu yang cerdas. Sekarang, banyak-banyak berdoa aja, Yus.”

            “Iya, aku selalu berdoa yang terbaik kok buat dia. Seandainya kita tidak diperkenankan Allah untuk bersatu, aku harap dia bahagia dengan perempuan sholeha yang menyayangi dia, dan aku pun dibersamakan dengan laki-laki sholeh yang menyanyangi aku dan membawaku ke surga-Nya Allah.”

“Aamin.. Nah kan, bukankah indah pacaran setelah menikah, jalan kemana-mana, gandengan tangan, sudah halal lagi.”

“Iya sih, tapi kan malu sama temen-temen yang udah pada punya pacar, iri juga ngeliatnya.”

“Temen kamu lagi sedang mencari jalan yang Allah ridhoi, bersyukur kamu sudah menemukan hidayah Allah, yang salah satunya tidak melakukan kegiatan pacaran. Inget, perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik pula. Kalau kita mau dapet laki-laki yang nilainya 9, maka kita  juga harus jadi perempuan bernilai 9 kan?”

“Jomblo terus dong?”

“Jomblo apa single?”

“Apa bedanya?”

“Jomblo buat orang-orang yang gak punya pacar emang karena ditunggu gak dapet-dapet. Kalo single itu gak punya pacar karena memang sedang mengikuti ketentuan Allah, mana ada Allah izinin umatnya pacaran, pacaran setelah nikah baru ada. Lagi juga kalau single karena Allah kan lebih mulia derajatnya. Kalau ada yang bilang jomblo mulu, bilang aja “iya gue jomblo, jomblo terus sampai ada yang menghalalkan.”

“Wah, aku harusnya lebih sabar ya nunggu dia..”

“Iya dong harus. Kan Allah nggak memberikan apa yang kita inginkan, tapi memberikan apa yang kita butuhkan. Kamu butuh sosok dewasa, ramah, sholeh tapi kocak kan? Ya dia banget. manusia bisa berubah kok, mungkin dia belum nemuin jati dirinya aja. Sambil memantaskan diri jangan lupa! Kamu gak tau kan kalo dibelakangmu, dia juga sedang memantaskan diri, entah buat kamu atau orang lain siih.. tapi jodoh gak akan ketuker kok. Dan seandainya bukan kamu orang yang dia harapkan, gak usah sedih ya.. tetep tawakal dan istiqomah. Mungkin Allah akan memberikan yang lebih baik dari dia.”

“Sedih sih dengernya, tapi aku bisa apa. Bismillah deh, mulai istiqomah.”

“Nah gitu dong. Kan biar jadi wanita muslimah yang taat sama Allah..”

“Makasih ya Reni, udah mau kasih nasihat yang banyak sama aku.”

            “Iya Yusi, sama-sama.. Yuk ah kita pulang.”

            Yusi dan Reni pun segera merapikan barang-barang yang mereka bawa dan melipat alasnya. Tak lupa mereka membuang sampah makanan ke tempat yang sudah disediakan pengelola Taman Kota. Setelah tempat yang mereka tempati rapi seperti semula, mereka pergi bergegas pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar